Pro poker terkenal Howard Lederer dan sejumlah pimpinan poker yang lain

Diposting pada

 Pro poker terkenal Howard Lederer dan sejumlah pimpinan poker yang lain

Di tahun 2011, poker adopsi “Black Friday” dari dunia pemasaran retail. Sepanjang sejumlah dasawarsa, Black Friday sudah jadi hari spesial dalam satu tahun di semua negeri – satu hari sesudah Thanksgiving. Toko retail membuka lebih cepat dan tawarkan potongan harga besar, menarik beberapa orang dan hingar-bingar di luar mal dan toko.

Maka apa hubungan ini dengan permainan poker? Dan dengan pro poker terkenal Howard Lederer dan sejumlah pimpinan poker yang lain?Savage selanjutnya menyangkutkan kualitas property dan cuaca musim semi yang cantik di Florida Selatan sebagai argumen kenapa kedatangan demikian tinggi untuk acara WPT. Argumen yang lain ia beri termasuk kombinasi pemain pro dan wisata, kebangunan cryptocurrency yang memberi semakin banyak penghasilan yang bisa dibuang untuk pemain poker, dan situasi ramah pemain yang tidak tertandingi yang dibuat oleh World Poker Tur datangi bandar judi togel Alternatif Superhoki89.

“Beberapa orang menyaksikan begitu luar biasanya tugas (Seminole Hard Rock) sepanjang kompetisi Lucky Hearts,” kata Savage. Paling akhir, ia mengaku jika sekarang ini sedikit kompetisi. Di dunia pra-pandemi, terdapat beberapa pilihan untuk acara poker besar, dan bukan hanya di Amerika Serikat. Tapi acara seperti Juta-an Aussie, sejumlah acara WPT, dan sebagian besar acara live high roller sudah diurungkan tahun ini. The WPT Seminole Hard Rock Poker Showdown, sama seperti yang disebutkan Savage, kemungkinan mendapatkan faedah dari pilihan yang ada terbatas.

Dunia poker adopsi pemilihan Black Friday untuk mengisyaratkan kejadian 15 April 2011, saat Departemen Kehakiman AS menuntut tiga website poker online paling besar, termasuk Full Tilt Poker, meminta mereka dengan dana pemain yang dipadukan dana operasi perusahaan yang dipakai untuk bayar pengeluaran dan upah perusahaan, dan membuat pembagian keuntungan. Selanjutnya, saat pemain menguangkan kemenangan mereka, mereka dibayarkan deposit pemain baru pola Ponzi!

Beberapa waktu selanjutnya, pada 20 September 2011, hadirlah gempa susulan Black Friday. DOJ menambah dakwaan jika Full Tilt Poker dan anggota dewannya, termasuk Lederer, Chris “Jesus” Ferguson, Rafe Furst dan Ray Bitar sudah menipu pemain, dan memperjelas jika itu ialah pola Ponzi yang besar sekali. DOJ mengeklaim jika Full Tilt Poker berhutang $ 390 juta ke pemain, termasuk $ 150 juta ke pemain AS, sedangkan itu cuma mempunyai $ 60 juta pada tangan.

Itu ditutup oleh kewenangan AS, dan tidak berhasil bayar lagi beberapa pemain AS sepanjang sekian tahun sampai bekas kompetitor PokerStars mendapat asetnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *